Rabu, 12 Januari 2011

Nama Nama Pasar Di Jakarta



Jakarta sebagai kota metropolitan, ternyata memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu, yang masih terdengar sampai saat ini adalah Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Jumat. Seluruhnya masih melekat karena kini menjadi nama sebuah daerah. Sedangkan Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, nyaris tak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu.


Berdasarkan Pengamat Kebudayaan Betawi yang juga Wakil Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Yahya Andi Saputra, mengatakan, dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730-an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen. Vincke Passer lah yang pertama kali menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah.

PASAR SENEN
Disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senen. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Demikian halnya nama-nama pasar lainnya, yang ini ga perlu dijelasin dah letaknya ya, semua juga tau…. Hehehe….

Kemudian masuk pada abad ke-19 atau di tahun 1801 pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah. Sejak dibangunnya Pasar pada tahun 1733 oleh seorang Belanda bernama Justinus Vinck, Pasar Senen menjadi semakin ramai. bahkan, kesehoran Pasar Senen terdengar hingga ke negara tetangga, termasuk Cina. Tak sedikit pedagang Cina yang datang dan mengadu nasib di pasar yang kini berada dipusat kota Jakarta itu. Bahkan, keunikan lainnya, pedagang yang beroperasi di sana hidup berkelompok dan membuat sebuah perkampungan di dekat Pasar Senen.


Keberadaan orang-orang Cina di Sekitar Pasar Senen dapat dibuktikan dengan adanya beberapa nama jalan hingga bangunan berupa toko yang menggunakan nama Cina. Sebut saja Jl Tjap Go Keng yang terletak di sebelah barat proyek Senen blok I, atau nama toko Lauw Tjin yang terletak di Jl Senen Raya III. Bahkan, nama sebuah kelurahan di Senen diambil dari saudagar Cina bernama Kwik Tang Kiam, yakni Kwik Tang atau Kwitang.

PASAR SELASA, PASAR RABU, PASAR KAMIS, PASAR JUMAT
Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni Pasar Koja, pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi Pasar Induk Kramatjati. Kemudian pasar yang buka setiap hari Kamis adalah Mester Passer yang kini disebut Pasar Jatinegara. Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka di hari Jumat, sebut saja pasar Lebakbulus, Pasar Kelender dan Pasar Cimanggis.

PASAR SABTU DAN PASAR MINGGU
“Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah Pasar Tanah Abang. Sedangkan Pasar Minggu atau yang dulu dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer buka pada hari Minggu. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar,” ujar Yahya, Rabu (5/5).

Sayangnya, kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Nah sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar tak berlaku, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar.

PASAR BARU, PASAR GLODOK
Di zaman Hindia-Belanda pada akhir abad ke-19 inilah, menurut Yahya yang sehari-hari bekerja sebagai staf pengajar di Universitas Indonesia (UI), banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Passer Baroe, Passer Glodok, Toko Merah. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar